Bahaya menyontek
Sadar
atau tidak, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka, menyontek
dapat mendatangkan bahaya baik jangka pendek maupun jangka panjang, baik
bagi penyontek, yang dicontek maupun institusi itu sendiri.
Bahaya jangka pendek
Siswa
menjadi tidak pede dengan jawabannya. Padahal barangkali jawabannya
lebih benar daripada milik temannya. Menyontek juga membahayakan diri
sendiri karena bila ketahuan guru, bisa dipastikan nilai 0. Bagi yang
dicontek, tidak menyesalkah bila yang menyontek mendapat hasil ujian
yang lebih tinggi daripada anda yang dicontek? Artinya, kerjasama saat
di 'medan perang' ujian adalah kesia-siaan, karena teman anda hanya
memanfaatkan diri anda, dan anda tidak sadar telah dimanfaatkan. Hal ini
sering terjadi. Yang namanya kompetisi, maka setiap peserta harus
bersaing, bukannya malah bekerja sama. Karena yang namanya juara itu
hanya dimiliki oleh satu orang, bukan tim / kolektif.
Bahaya jangka panjang
First,
we make habbit, then habbit make you. Kata bijak itu tepat
menggambarkan fenomena menyontek ini. Bila seorang siswa terbiasa
menyontek, maka kebiasaan itulah yang akan membentuk diri. Beberapa
karakter yang dapat 'dihasilkan' dari kegiatan menyontek antara lain:
mengambil milik orang lain tanpa ijin, menyepelekan, senang jalan pintas
dan malas berusaha keras, dan ke-halal-an pekerjaan dipertanyakan. Bisa
dipastikan, saat siswa sudah dewasa dan hidup sendiri, tabiat-tabiat
hasil perilaku menyontek mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti mencuri, korupsi, manajemen buruk, pemalas tapi ingin jabatan
dan pedapatan tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar