Minggu, 26 Agustus 2012

akibat tidak mengerjakan PR

Gara-gara tak Mengerjakan PR Guru Pukul Siswa Hingga Lebam [Nusantara]Ortu Minta Tindak Tegas Oknum Guru SMPN 2 Losarang
Gara-gara tak Mengerjakan PR Guru Pukul Siswa Hingga Lebam

Indramayu, Pelita
Lagi, dunia pendidikan dihebohkan akibat ulah oknum pendidik melakukan tindak kekerasan terhadap siswanya. Peristiwa serupa terjadi dua tahun lalu, kini berulang kembali dengan pelaku yang sama.
Adalah seorang oknum Guru SMP Negeri 2 Losarang Kec Losarang berinitial Mks SPd diduga melakukan aksi tangan besinya, menampar seorang siswa kelas VII C Wempi Septiawan bin Cardi (14), gara-gara lalai melaksanakan tugas pekerjaan rumah (PR).
Akibat kejadian tersebut korban sempat mengalami luka memar di bagian kedua mukanya dan terhitung sudah satu minggu sejak Senin (19/10) sampai Sabtu (24/10) mogok sekolah lantaran malu dan trauma.
Berdasarkan keterangan orang tua siswa pada Pelita pada Sabtu (24/10), Cardi (40) mengatakan, pada Jumat (16/10) melihat kepulangan anaknya (Wempi Septiawan) dari sekolah dalam keadaan pucat-pasi, kurang gairah, dan ditambah matanya berkaca-kaca, dirinya mersa cemas.
Lebih cemas lagi ketika melihat muka anaknya mengalami luka memar, dan di bawah kelopok mata sebelah kanan pun luka membiru. Orang tua Wempi yang beralamat di Blok Cilet Desa Santing Kec Losarang, sempat mengalami kesulitan sebab-musabab yang terjadi.
Karena penasaran, Cardi menanyakan ke beberapa rekan sekelas nya. Berdasarkan informasi yang didapatnya, Wempi diduga mendapat perlakuan kekerasan dari seorang oknum guru bidang studi Bahasa Indonesia berinitial Mks SPd. Menurut pengakuan Cardi pula, sejak kejadian itu sampai sekarang terhitung sudah satu minggu Wempi tidak lagi masuk sekolah alias mogok.
Pihaknya telah melakukan klarifikasi untuk meminta pertanggungjawaban Kepala SMP N 2 Losarang H Wasir Junaedi MPd agar Wempi dapat kembali melakukan aktivitasnya ke sekolah seperti semula.
Kami merasa dirugikan oleh ulah oknum guru tersebut. Maka kami, meminta pihak Kepala SMP N 2 Losarang dan Kepala Disdik Kabupaten Indramayu menindak tegas oknum guru yang memiliki sifat temperamental dan bertangan besi, agar ke depan tidak ada lagi siswa jadi korban kekerasan, tuturnya tegas dan penuh emosi. Wempi Septiawan mengaku sempat dipermalukan di hadapan siswa sekelasnya oleh oknum guru Mks gara gara tidak melaksanakan tugas PR.

Kronologis
Diceritakan Wempi, Jumat (16/10) pukul 9.00 Wib, guru bidang studi Bahasa Indonesia Mks meminta mengumpulkan lembar jawaban PR. Karena dirinya sibuk membantu orang tua, tugas PR terlena sehingga tidak dapat menunaikan tugas dimaksud.
Pada saat itu pula guru Mks memanggil saya untuk ke depan. Setelah saya ke depan, oknum guru tersebut langsung memegang kepala saya, lalu dibenturkan ke papan tulis sampai tiga kali. Setelah itu ia menampar muka terhitung sampai tiga kali, jelasnya, sambil menunjuk luka memarnya. Kata Wempi, sakitnya fisik masih dapat diobati tapi sakit hati sulit obatnya. Saya lebih baik putus sekolah karena khawatir mengalami kejadian serupa, katanya polos.
Menurut saudara korban yang tak mau disebut namanya, oknum guru Mks berbuat demikian adalah yang kedua kalinya. Kejadian serupa pernah terjadi pada tahun 2007 sampai berurusan di meja kepolisian. Ia menyayangkan pengalaman itu tidak membuat jera dan kapok.
Oknum guru yang ringan tangan, menurutnya tidak boleh mendapat tugas mendidik siswa karena dikhawatirkan akan menimbulkan korban lagi. Jika diterapkan pasal 77 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, oknum guru tersebut menurutnya dapat berakibat fatal karena diancam pidana maksimal lima tahun penjara dan denda Rp100 juta.
Terkait persoalan anak buahnya, Kepala SMP N 2 Losarang H Wasir Junaedi MPd menganggap belum tentu kebenarannya. Pihaknya sejauh ini telah berusaha maksimal untuk menghindari kejadian tersebut dengan melakukan pembinaan guru yang dilakukan secara kontinu. Ia meminta agar permasalahan ini tidak melebar, sebab akan ditempuh solusinya agar Wempi dapat kembali melakukan aktivitas sebagai siswa.
Ia berjanji dan meminta waktu akan mengecek kebenarannya. Sementara ini, Mks belum bisa dikonfirmasi karena tidak berada di tempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar